Jin Bermata Besar Yang Menyala Sangat Menyilaukan

Ini adalah pengalaman tetangga ku dulu yang pernah diceritakannya padaku. Aku lupa siapa nama beliau karena mereka tidak lama tinggal ngontrak di dekat rumahku. Aku berteman dengan anaknya yang usianya tidak jauh berbeda dengan ku dan masih muda sedikit dari ku yang bernama Samsul (pake L bukang pake NG hehe...).

Pada masa awal-awal pernikahan kedua orangtuanya mereka sempat mengalami waktu-waktu sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Waktu itu Samsul masih bayi. Kedua orangtuanya bekerja apapun yang bisa mereka kerjakan dan mereka suka berpindah-pindah untuk mencari pekerjaan.

Di sebuah desa mereka dapat pekerjaan, aku lupa dia cerita kerja apa. Tapi saat malam hari mereka disuruh menjaga alat berat berupa exavator milik perusaahan yang berada di sebuah lahan kosong agar tidak dijarah. Di sana mereka juga disediakan sebuah pondokan untuk mereka tinggali. Dan kebetulan sekali wilayah tersebut memang terkenal angker.

Kalau tidak salah itu malam pertama mereka menjaga alat tersebut. Mereka tidur di dalam kabinnya karena tempatnya cukup dan cuaca malam hari di hutan sangat dingin. Setelah larut malam kedua orangtua Samsul masih belum tidur dan mengobrol berdua. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan terdengar suara ribut dari ke jauhan. Ayah Samsul langsung mencoba menyalakan lampu sorot yang telah disediakan. Saat menyalakan lampu tersebut mereka malah kaget karena sesaat itu juga sebuah bola besar raksasa yang mirip dengan bola mata menyala terang sekali mengalahkan terangnya lampu sorot mereka. Dengan posisi yang sangat tinggi tepat menatap ke arah mereka. Tidak salah lagi itulah mata Jin. Tanpa di aba-aba lagi mereka langsung pergi lari menuju ke pondok yang jaraknya cukup jauh dari posisi alat berat saat itu.

Tidak berakhir sampai di situ. Setelah mereka sampai di pondok. selang beberapa menit berada di situ mereka mengalami hal yang mengerikan lagi. Angin bertiup kencang di luar, dan dengan sangat jelas mereka mendengar suara perempuan menangis dari arah luar. Karena sudah tidak tahu mau lari kemana lagi, mereka hanya bisa meringkuk ketakutan sambil membaca doa. Saat doa di bacakan, gangguan tersebut berkurang dan hampir tidak ada. Kedua orangtua Samsul terus saja membaca doa sampai pagi.

Itu adalah hari pertama dan terakhir mereka bekerja di situ, kedua orangtua Samsul langsung berhenti dan mencari pekerjaan lain lagi.