Menantang Pembuktian Mitos Makhluk Gaib

Hai. Namaku Rahmat. Aku mau share pengalaman ku waktu masih SMP. Sebenarnya ini cerita waktu aku masih labil sebagai anak-anak Hahahahaha. Entah ini nyata atau hanya iseng silahkan Anda sendiri yang menilai.

Di tempat ku, dulu ada sebuah legenda tentang hantu "Gerobak Berjabes". Jabes itu dalam bahasa kami adalah jenggot atau bewok yang lebat (bukan panjang) yang tumbuh dari telinga sampai bawah dagu dan leher. Mitosnya mengatakan bahwa ada hantu yang sering muncul dan mengganggu orang yang datang ke tempat tersebut di tengah malam. Wujudnya adalah sebuah gerobak tanpa pengemudi. Jadi, gerobaknya berjalan sendiri dan mengejar siapa saja yang ditemuinya.

Lalu jika Anda bertanya di mana bewoknya ceritanya begini. Dulu ada seorang paruh baya yang bekerja sambil membawa gerobaknya. Saya kurang ingat pekerjaan pastinya apa. Bapak tersebut memiliki ciri khas bewokan. Pada suatu hari diceritakan bahwa bapak itu di bunuh lalu kemudian dia dibuang ke sungai bersama dengan gerobaknya. Lokasinya di pinggir taman yang ada sungainya. Sungainya sangat luar dan berarus deras. Kira-kira begitulah nama itu muncul

Nah, karena lokasinya adalah taman tepi sungai sering orang-orang datang ke situ untuk memancing sampai tengah malam. Dari situlah cerita mitos ini muncul. Sering orang-orang yang memancing tersebut diganggu oleh sang "Gerobak Berjabes". Kadang ada yang cuma dikejar oleh gerobak tanpa pengemudi. Kadang ada yang melihat orang tua bewokan yang duduk bersila di atas gerobaknya yang berjalan sendiri dan mengejar.

Seingatku waktu itu aku duduk di kelas 2 SMP. Aku dan 6 orang temanku ingin membuktikan kebenaran mitos tersebut. Sebenarnya cerita tersebut sangat heboh sewaktu aku masih SD. Tapi karena sudah berselang beberapa tahun ceritanya sudah memudar. Tapi masih ada saja orang yang menceritakan kalau dia bertemu dengan makhluk tersebut.

Oh iya, satu lagi. Lokasinya tersebut juga tidak jauh dari tugu pahlawan yang cukup menyimpan banyak misteri. Dulunya juga sebelum aku lahir. Tempat tersebut adalah hutan yang dipenuhi oleh pohon-pohon beringin besar. Banyak sekali cerita orang tua jaman dulu mengenai hutan tersebut.

Lanjut ke pembuktian. Saat di sekolah kami bertujuh sepakat untuk mencoba membuktikannya pada malam itu. Karena jaman itu belum ada handphone seperti sekarang, jadi hanya percaya dengan janji teman saja. Itulah solidaritas pertemanan jaman dulu hahahahaha (berasa tua).

Akhirnya jam 7 kami sepakat ketemuan di pasar malam. Semua teman ku hadir dengan penuh semangat. Tanpa persiapan apapun kami langsung menuju ke lokasi yang terkenal dengan mitos tersebut. Mitos tersebut juga mengatakan bahwa salah satu cara agar makhluk tersebut hadir, kami harus mencoba memanggil namanya.

Awalnya saya sempat ragu. Karena kami datangnya ke sorean. Jam 7 lho. Orang-orang masih lalu lalang melewati tempat tersebut. Tapi ya karena kami bocah-bocah iseng sambil seru-seruan ya terus saja melangkah ke depan.

Sesampainya di lokasi kami langsung mencoba memanggil namanya. Satu jam berlalu, kami masih belum menemui mahkluk yang diceritakan di dalam mitos tersebut. Aku pikir tentu saja, ini kan belum tengah malam. Lagian karena kami bocah hanya bisa jalan dan pulang paling lambat jam 10 malam. Ya aku sejak kecil kelas 2 SD sudah biasa keluyuran jauh malam-malam dan pulang jam 10-11 malam.

Tapi malam itu kami hanya berani memanggilnya dari depan taman saja. Tidak berani sampai masuk jauh ke dalam. Karena takut kalau muncul dan mengejar kami tidak mampu lari kencang bisa jadi bahaya. Apalagi lokasi tugu yang angker, tidak ada seorang pun dari kami yang berani mengajak ke sana.

Sampai jam 9 malam. kami masih tidak menemukan apapun. Sampai akhirnya aku mengajak teman-teman ku untuk memberanikan diri masuk agak ke dalam. Mereka pun mengiyakan. Aku berjalan di di depan sendirian. Teman ku di belakang mengikuti sekitar jarak 5-10 meter. Aku berjalan perlahan. saat sudah cukup jauh berjalan dan akan melewati sebuah pohon beringin yang masih berditi tegak. Aku menoleh ke belakang untuk melihat teman-teman ku. "Oh, mereka masih mengikuti" Begitu pikir ku saat melihat teman-temanku masih ada di belakang. Aku pun kembali menoleh ke depan. Saat aku memutar kepala ku ke depan. Kagetnya aku. Aku melihat sesosok kuntilanak dari pohon beringin tersebut dan melesat terbang ke arahku dengan sangat cepat seolah ingin menabrak ku. Saat kuntilanak tersebut hampir mengenaiku, dia menghilang. Sangat dekat sekali di depan aku. Aku yang kaget langsung melompat dan memutar badan ke belakang kemudian lari sekuat tenaga.

Saat sudah jauh berlari, teman-teman ku yang mengejar dan kami pun tertawa. Aku diam saja, mereka pikir aku lari karena aku takut dan menakuti mereka. Aku langsung mengajak teman-temanku pulang dan kami pun pulang tanpa bisa membuktikan mitos tersebut.

Tapi bertemunya aku dengan kuntilanak tersebut tidak ada yang tahu. Sampai sekarang aku bahkan tidak menceritakan hal ini kepada teman-teman ku. Aku pikir mereka pasti tidak akan percaya dan menganggap aku takut. Tapi apa yang ku lihat cukup nyata.

Akhirnya mitos tentang "Gerobak Berjabes" masih tidak bisa kami buktikan. Ceritanya pun memudah dan hilang. Aku tidak tahu apakah orang-orang masih ingat akan mitos melegenda ini. Tidak ada yang bisa membuktikannya. Sampai jumpa di cerita ku selanjutnya.

No comments :

Post a Comment