Kuntilanak Penunggu Pohon Beringin Di Kebun

Pada suatu malam yang dingin, karena keasikan main sama teman2 sampai larut malam tak terasa sudah jam 1 tengah malam. Sebenarnya rumah ku tidak terlalu jauh, hanya saja jalan yang harus dilalui adalah sebuah lingkungan yang sepi dan bisa dibilang menyeramkan.

Ini bukan yang pertama kalinya aku pulang larut begini, hanya saja entah kenapa malam ini perasaan ku agak ngga enak, ditambah lagi suasananya juga terkesan sunyi banget. Tapi karena aku ngga terbiasa menginap di rumah orang. aku putuskan untuk pulang.

Singkat cerita ketika diperjalanan melintasi perkebunan yang dipinggirannya banyak terdapat pohon besar, aku memacu motorku dengan santai sambil berusaha bersikap tenang. Semakin jauh aku rasanya perasaan ku makin ngga enak, seolah-olah akan ada hal yang aneh terjadi.

Saat itu, sekitar berjarak 300 meter di depan yang ada pohon beringin besar, letaknya ngga persis dipinggir jalan, agak ditengah dari kebun tapi masih terlihat nampak kalau melintasinya. Semakin dekat melintas pohon tersebut, serasa nampak sesuatu yg berbeda dari dedaunan pohon tersebut, putih agak buram menjuntai di antara dedauan. "Ah, mungkin pantulan sinar bulan jadi terlihat agak terang." pikir ku. aku pun kembali menoleh ke arah depan. Tapi seolah ada yang menggelitik hati ku agar aku menoleh ke arah pohon tadi. Tanpa sadar pohon tersebut tepan di arah kiri ku. Dan betapa kagetnya aku bukan main. Bayangan putih yang awalnya aku liat menggantung di pohon tersebut tiba2 melayang melesat dengan cepat ke arahku. Dan terlihat sangat jelas, itu adalah sesosok kuntilanak dengan wajah yang pucat dan bermata hitam dan rambutnya yang panjang kusut menambah seram dirinya. Sambil tertawa dengan suaranya yang menyeramkan melayang dan berputar-putar di arah kiri ku, Saking takutnya aku langsung menarik gas motor ku sampai habis. Tak lupa aku sambil ketakutan membaca doa-doa yang aku bisa. Rasanya seolah aku dikejarnya dari belakang, tanpa menoleh aku terus memacu motorku dengan kencang. Hingga melewati perkebunan tersebut dan memasuki perumahan tempat tinggalku. Sesampainya dirumah aku langsung masuk ke dalam tanpa sadar aku membanting pintu dengan sangat kencang sampai membangunkan seisi rumah.

Saat ditanyai oleh ayah ku aku ngga bisa bicara karena masih trauma dan ketakutan. Aku pun disuruh istirahat oleh ayah ku. Besok harinya aku ceritakan semuanya yang aku alami. Sejak saat itu ngga berani lagi pulang sampai larut malam.