Hantu Nebeng

Waktu lagi nongkrong di warung kopi dekat rumah ku. Sekitar jam 9 malam bareng adek ku. seperti biasa kang iman yang merupakan salah satu pelanggan tetap di warung kopi tersebut. Sambil nikmatnya menyeruput kopi hitam panas di malam yang dingin. Kang iman yang berprofesi sebagai tukang ojek selama bertahun-tahun tiba-tiba langsung bercerita tentang kejadian yang dia alami beberapa hari sebelumnya saat dia sedang ngojek. 
Waktu itu malam jum'at. Pas banget malam yang kramat dan mengerikan. Kang iman sebenarnya cuma ngojek di lingkungan sini aja, cuma malam itu kebetulan dia katanya dapat penumpang yang minta anterin yang jaraknya agak jauh. sekitar jam 10 malam setelah mengantarkan penumpangnya kang iman langsung memacu motornya pulang ke rumah. di tengah perjalanan kang iman melihat perempuan melambaikan tangannya. "Rejeki nih" pikir kang iman. perempuan ini biasa aja sih kelihatan seperti berumur 30an lah.  Seperti biasa dengan ramahnya kang iman berucap "Ojek bu?". "Tolong anterin ke blabla kang". Kata si perempuan tersebut. "Sip lah bu". Sahut kang iman. "Pas banget jalur pulang, rejeki ngga kemana" kata kang iman dalam hati. Meluncurlah mereka menelusuri jalanan malam itu.

Di perjalanan, kang iman ini orangnya memang sopan. Jadi tidak banyak bicara kalau dengan perempuan. Tapi katanya hawa malam itu tiba-tiba terasa dingin banget. Kang iman mulai merasa tidak enak seperti ada yang tidak beres. Di tambah lagi perempuan tersebut megang pinggangnya kang iman, tangannya terasa dingin dan lembut seperti tidak sedang pegangan dengan erat. Tidak lama perempuan tersebut berkata "Stop di persimpangan ya kang". sampai di pertigaan jalan kang iman langsung berhenti. Aneh bin ajaib kang iman yang bermaksud nahan motornya biar perempuan tersebut turunnya enak, tapi perempuan tersebut seperti diam aja. "Udah sampe bu" Kata kang iman sambil noleh dikit ke belakang. Alangkah kagetnya kang iman tidak melihat siapa pun di belakangnya. Kang iman toleh kiri kanan depan belakang tapi tetap tidak melihat siapa pun di situ. Kalau pun itu perempuan kabur tidak mungkin langsung lenyap begitu. Spontan saja kang iman langsung tancap gas karena sudah sadar kalau tadi yang diboncengnya bukan orang.

Kami yang mendengar kang iman bercerita di warung kopi tersebut langsung tertawa. Sial banget malam itu.